FALSAFAH PENDIDIKAN PROGRESIVISME
Disediakan oleh : Zulfahmi (PGZ110002)
A. Pengenalan
Sebagai hasil dari pemikiran ahli falsafah, telah melahirkan berbagai macam pandangan dan aliran yang berbeza-beza. Pandangan-pandangan ahli itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang mereka pakai juga berbeza-beza walaupun untuk objek dan masalah yang sama. Karena perbezaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan berbeza. Perbezaan pandangan falsafah tersebut juga terjadi dalam pemikiran falsafah pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran falsafah pendidikan.
Menurut Redja Mudyaharjo, Progresivisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Aliran progresivisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang sangat berpengaruh dalam abad ke-20 ini. Pengaruh tersebar di seluruh dunia, terlebih-lebih di Amerika Serikat. Usaha pembaharuan didalam dunia pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progresivisme ini.
B. Latar Belakang Munculnya Aliran Progresivisme
Aliran progresivisme biasanya dihubungkan dengan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :“fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), curios (ingin mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-minded (mempunyai hati terbuka). Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dengan tuntutan dari persekitaran.
Sejarah Perkembangan Aliran Progresivisme dianggap sebagai aliran pikiran yang baru muncul dengan jelas pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis perkembangannya dapat ditarik jauh kebelakang sampai pada zaman Yunani. bermula sejak abad ke-16, Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran munculnya aliran Progresivisme. Francis Bacon memberikan sumbangan dengaan usahanya memperbaiki dan memperhalus metode ilmiah dalam pengetahuan alam. Locke dengan ajarannya tentang kebebasan politik. Rousseau dengan keyakinannya bahwa kebaikan berada didalam manusia karena kodrat yang baik dari para manusia. Kant memuliakan manusia, menjunjung tinggi akan kepribadian manusia, memberi martabat manusia suatu kedudukan yang tinggi. Hegel mengajarkan bahwa alam dan masyarakat bersifat dinamis, selamanya berada dalam keadaan bergerak, dalam proses perubahan dan penyesuaian yang tak ada hentinya. Dalam abad ke-19 dan ke-20, tokoh-tokoh Progresivisme banyak terdapat di Amerika Serikat. Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada Progresivisme karena kepercayaan mereka pada demokrasi dan penolakan terhadap sikap yang dogmatis, terutama dalam agama.
C. Sifat-sifat Aliran Progresivisme
Sifat aliran progresivisme dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok :
1. Sifat-sifat negatif
Dalam ertian bahawa progresivisme menolak otoriterisme dan absolutisme dalam segala bentuk seperti dalam agama, politik, etika dan epistimologi.
2. Sifat-sifat positif
Dalam ertian bahawa progresivisme menaruh kepercayaan kekuatan alamiah manusia, kekuatan yang diwarisi dari alam sejak lahir.
D. Ciri-Ciri Pendidikan Progresivisme
Dasar falsafah dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme Baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahawa gerakan pendidikan progresif bersumber dari prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang perkembangan anak. Sedangkan Humanisme menekankan pada penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan mestinya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Agar dapat bekerja siswa diharapkan memilik keterampilan, alat dan pengalaman sosial, dan memiliki pengalaman problem solving.
b. Kurikulum Pendidikan
Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (child-centered). Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak bagi pengalaman belajar. Imam Barnadib menyatakan bahawa kurikulum progresivisme adalah kurikulum yang tidak baku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok adalah kurikulum yang berpusat pada pengalaman.
c. Metode Pendidikan
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme iaitu :
1) Metode Pendidikan Aktif, pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
2) Metode Memonitor Kegiatan Belajar, mengikuti proses kegiatan anak belajar kendiri sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang membantu berlangsung kegiatan belajar tersebut.
3) Metode Penelitian Ilmiah, pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.
4) Pemerintahan Pelajar, pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.
5) Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, pendidikan progresif mengupayakan adanya kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan yang diperlukan anak.
6) Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, sekolah tidak hanya tempat untuk belajar tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan baru pendidikan.
d. Pelajar
Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah adalah dunia kecil daripada masyarakat besar, aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta persekitaran sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak (child-centered). Mereka menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeza dengan orang dewasa. Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeza dengan orang dewasa.
e. Pengajar
Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :
1) Fasilitator, orang yang menyediakan diri untuk memberikan jalan kelancaran proses belajar sendiri siswa.
2) Motivator, orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar kendiri.
3) Konselor, orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap siswa.
Dengan demikian guru perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan siswa, serta kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya dengan baik.
Analisis Pemikiran Progresivisme
Pertama, Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan pendidikan hendaknya diertikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian sesuai dengan tuntutan dari persekitaran.
Kedua, Progresivisme berpandangan bahawa tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Mereka berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Metode pendidikan yang biasa mereka pergunakan diantaranya adalah: Metode Pendidikan Aktif, Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Metode Penelitian Ilmiah, Pemerintahan Pelajar, Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai Motivator, Fasilitator, dan Konselor.
RUJUKAN :
1. Abdul Fatah Hasan (2001), Pengenalan Falsafah Pendidikan, PTS Publications & Distributor Sdn. Bhd., Pahang.
2. Abdul Khodir, (2007), Filsafat Pendidikan Islam, Gama Media Offset, Yogyakarta.
3. Muhaimin, (2004), Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
4. Muzayyin Arifin, (2008), Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
5. Imam Barnadib, (1997), Filsafat Pendidikan: Sistem & Metode, Andi Offset, Yogyakarta.
6. Redja Mudyahardjo, (2006), Pengantar Pendidikan; Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Zuhairini, (1994), Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
0 Response to "FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT PROGRESIVISME"
Posting Komentar